BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
sangat besar peranannya dalam kehidupan manusia. Pendidikan bermaksud
membantu manusia untuk menumbuh kembangkan
potensi-potensi kemanusiaannya. Pendidikan ini akan berhasil baik jika melalui
proses pembelajaran yang baik dan mencapai hasil yang baik pula. Untuk mencapai
hasil pendidikan yang optimal banyak faktor yang mempengaruhi antara lain
bimbingan dan pangajaran dari seorang guru terhadap peserta didik (siswa).
Melihat
pentingnya peranan guru terhadap pendidiakan, maka seorang guru harus mempunyai
kemampuan dan keterampilan untuk mendidik dan mengajar. Guru harus kompeten dan
layak sesuai keahliannya (profesional). Seorang guru dikatakan kompeten dan
layak bukan hanya diuji dari kemampuannya menguasai materi tetapi juga mampu
menyampikannya secara baik sehingga mampu dipahami oleh siswa. Guru harus mampu
mengarahkan dan memmbimbing siswa untuk belajar dengan aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan. Guru juga harus mampu memotivasi dan membimbing siswa dalam
proses belajar mengajar sehingga sisiwa mampu memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
Dengan
berbagai tuntutan dan tantangan yang harus dihadapi oleh guru dalam bidang
pendidikan maka penulis yang adalah mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang yang juga
merupakan seorang calon guru merasa perlu untuk mempersiapkan diri sebelum
terjun ke dunia pendidikan yang sesungguhnya. Sebagai seorang calon guru,
penulis perlu mempersiapkan diri agar kelak bisa menjadi seorang guru yang
layak dan kompeten.
Sebagai
tindak lanjut IKIP Budi Utomo Malang
melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya adalah kegiatan Program Praktek Keguruan (PPK). Kegiatan PPK merupakan suatu upaya yang ditempuh dalam rangka meningkatkan kemampuan
seorang guru untuk mengemban tugas atau profesi keguruannya. Kegiatan ini
dilakukan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman nyata di lapangan. Hal ini
karena tugas dan tanggung jawab seorang guru sangat luas, tetapi tugas di depan
kelas merupakan salah satu tugas yang dianggap sangat penting.
Dalam
kegiatan PPK akan banyak dipenuhi permasalahan baru yang tidak
mungkin dapat dipecahkan secara tepat ketika berada di depan kelas. Segudang
teori yang diperoleh pada saat kuliah tidak akan mampu
menjawai sejumlah persoalan di lapangan atau sekolah. Tempat praktek dan
mekanisme pengaturan waktu akan muncul sacara bersamaan melahirkan situasi baru
yang belum pernah ditemui oleh mahasiswa. Jadi mahasiswa praktek mengajar
sekaligus dihadapkan pada situasi kompleks dan majemuk yang nantinya berguna bagi mahasiswa dalam mencari
solusi dan pemecahan masalah.
Dengan
dihadapkannya mahasiswa pada kegiatan
ini diharapkan akan memberikan nilai tersendiri dalam rangka menciptakan atau
pembentukan tenaga kependidikan yang profesional sehingga tercipta lulusan –
lulusan yang berkualitas di tengah – tengah masyarakat.
B. Tujuan PPK
PPK adalah salah satu program mata kuliah yang diselenggarakan oleh P3G (Pusat Pengembangan Profesi Keguruan) IKIP Budi
Utomo Malang berupa kegiatan
pembelajaran praktek mengajar secara nyata dalam bentuk latihan mengajar di
kelas yang sesungguhnya bagi mahasiswa yang berupa kinerja dalam semua hal yang
berkaitan dengan jabatan keguruan baik kegiatan mengajar maupun tugas keguruan
lainnya.
Tujuan dari
PPK adalah untuk melatih mahasiswa dalam menjalankan
tugasnya sebagai calon guru yang dapat mengemban kinerja keguruannya dengan
baik.
Selain tujuan di atas, ada
tujuan lainnya pula sebagai berikut:
a. Memberi kesempatan kepada mahasiswa PPK untuk menerapkan disiplin ilmu yang diperolehnya selama masa perkuliahan.
b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mengajar dengan mengujicobakan berbagai
strategi pembelajaran.
c. Diharapkan setelah menyelesaikan PPK mahasiswa dapat mengembangkan satuan pelajaran ( satpel ) serta
mempraktikannya.
d. Melalui observasi atau orientasi mahasiswa
dapat memahami salah satu aspek tentang keguruan di luar praktek mengajar
dengan pembuatan laporan mengenai PPK yang telah dilaksanakan.
e. Menambah wawasan bagi mahasiswa/i PPK dari sekolah tempat pelaksanaan PPK.
C. Waktu Dan Tempat PPK
Waktu Kegiatan :
-
Awal : 22 Agustus 2011
-
Berakhir : 22 Oktober 2011
Tempat
Kegiatan : SMP Negeri 11
Malang
Objek PPK : pembelajaran siswa dan siswa kelas 8
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kegiatan
Awal
Tahap ini
adalah tahap sebelum pelaksanaan PPK dilaksanakan. Tahap ini merupakan tahap
pendaftaran PPK melalui P3G dengan rentang waktu 24 Juni 2011 – 9 Juli 2011.
Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan PPK-1 berupa microteaching pada tanggal
18 Juli – 13 Agustus 201. Setelah dinyatakan lulus PPK-1 pada tanggal 16
Agustus 2011 maka seluruh peserta PPK-1 yang lulus berhak untuk melanjutkan ke
PPK-2 yaitu pengajaran secara langsung di sekolah mitra IKIP Budi Utomo Malang
(sekolahan yang telah bekerja sama degan institusi).
Tahap PPK-2
ini meliputi pertemuan pembimbing PPK-2, pembekalan dan observasi/pengenalan
sekolah (profil sekolah). Mahasiswa yang mengikuti PPK di SMP Negeri 11 Malang
ini berjumlah 13 orang, yaitu :
NO
|
NAMA
PRAKTIKAN
|
JURUSAN
|
1
|
Rr. Raemona Sakti
|
Pendidikan Ekonomi dan
Kewirausahaan 2008
|
2
|
Hari Prasetyo
|
Pendidikan Jasmani, Rekreasi dan
Keolahragaan 2008
|
3
|
Subiyanto
|
Pendidikan Jasmani, Rekreasi dan
Keolahragaan 2008
|
4
|
Herman Kusdianto
|
Pendidikan Jasmani, Rekreasi dan
Keolahragaan 2008
|
5
|
Achmad Junaidi
|
Pendidikan Jasmani, Rekreasi dan
Keolahragaan 2008
|
6
|
Arif Riyan Pradana
|
Pendidikan Jasmani, Rekreasi dan
Keolahragaan 2008
|
7
|
Yanuar Effendi
|
Pendidikan Jasmani, Rekreasi dan
Keolahragaan 2008
|
8
|
Maria Mayansia W
|
Pendidikan Matematika 2008
|
9
|
Titin Susanti
|
Pendidikan Matematika 2008
|
10
|
Dwi Verawati
|
Pendidikan Matematika 2008
|
NO
|
NAMA
PRAKTIKAN
|
JURUSAN
|
11
|
Natalia L. Mude
|
Pendidikan Biologi 2008
|
12
|
Elias Kea
|
Pendidikan Biologi 2008
|
13
|
Astat Muslimin
|
Pendidikan Biologi 2008
|
Berikut
adalah penjabaran dari kegiatan pembekalan dan observasi :
1. Kegiatan Pembekalan
Kegiatan
pembekalan peserta PPK-1 dilaksanakan pada tanggal 18 Juli – 13 Agustus 2011
melalui koordinator PPK-1. Materi
kegiatan pembekalan (Micro Teaching) ini
berisikan penjelasan-penjelasan panduan PPK yang telah disusun oleh P3G IKIP
Budi Utomo Malang yaitu tentang hakikat mata kuliah PPK-1, tujuan PPK-1,
pokok-pokok kegiatan yang dilaksanakan, prosedur penilaian dan jadwal
pelaksanaan PPK-1 serta hal-hal yang bersifat tehknis lainnya.
Maksud dan
tujuan kegiatan pembekalan PPK-1 (micro teaching) ini adalah membekali
mahasiswa sebelum benar- benar terjun ke sekolah tempat latihan praktik
kependidikan untuk praktek mengajar. Latihan demi latihan harus diprogramkan
secara sistematis dan konsisten, jika penampilan atau penyampaian bahan ajar
itu tidak dilatih dan dibiasakan sedemikian rupa, maka apa yang dilakukannya di
depan kelas hanyalah bersifat eksperimental.
2. Kegiatan Observasi
Setelah
dinyatakan lulus PPK-1 maka mahasiswa berhak untuk lanjut ke PPK-2 yaitu dengan
berkonsultasi langsung pada dosen pendamping PPK-2. Kegiatan oservasi
dilaksanakan pada tanggal 19 – 20
Agustus 2011. Kegiatan observasi diawali dengan kunjungan perdana ke SMP Negeri
11 Malang bersama dosen pembimbing PPK, yaitu Bapak Drs. Rochyanto, M.Hum dan
diterima langsung oleh kepala sekolah SMP Negeri 11 Malang, Bapak Drs. HM. Bambang
Sugeng, SH, M.Pd. Kemudian melalui perantara Wakil Kepala Sekolah, Bapak Cipto, S.Pd dilanjutkan perkenalan
dengan masing-masing guru pamong.
B. Kegiatan Inti
a.
Masalah – Masalah yang Dihadapi
i.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP
merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus. Oleh karena itu, sebelum proses pembelajaran dimulai,
persiapan mengajar adalah salah satu bagian dari program pengajaran. Seorang guru hendaknya membuat satuan
bahasan yang akan disajikan dalam beberapa pertemuan yang
disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dibuat sesuai acuan untuk melaksanaan
proses pembelajaran dikelas agar lebih efektif dan efisien.
Adapun masalah – masalah yang dialami praktikan
dalam proses penyusunan RPP sebelum kegiatan belajar mengajar yakni dari
penyusunan RPP pertama sampai terakhir yang dapat diuraikan sebagai berikut:
NO
|
Penyususunan
|
Masalah Yang Dihadapi
|
1
|
RPP pertama
|
Praktikan sedikit mendapatkan kesulitan dalam
menentukan indikator dan tujuan pembelajaran serta membuat
RPP dalam format karakter yang
sesuai dengan SK, KD akhirnya menjadi kesulitan bagi praktikan pada
penyusunan RPP yang pertama ini.
Ternyata terdapat standar-standar khusus yang harus diterapkan dalam
penentuan indikator dan tujuan pembelajaran yang terdapat pada RPP.
Aspek-aspek utama dalam pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor merupakan hal yang paling esensial dalam penentuan tujuan dan
indikator pembelajaran.
RPP dengan
berbagai versi pun membingungkan praktikan. Antara format RPP yang selama ini
diketahui ternyata belum masuk dalam standar RPP yang benar dan sesuai dengan
indikator RPP berkarakter.
Dalam RPP pertama,
praktikanpun mengalami kesulitan dalam menentukan alokasi waktu belajar
selama 1x pertemuan.
|
2
|
RPP kedua
|
Praktikan tidak terlalu banyak membuat
kesalahan pada RPP, karena setelah menemui dan banyak berkonsultasi dengan guru pamong yang telah memberikan pengarahan tentang penyusunan RPP berkarakter
yang disesuaikan dengan SK, KD dan berbagai
instrumen lain yang terdapat dalam RPP, maka
praktikan mulai mengerti dan merevisi RPP pertama menjadi RPP kedua yang
mengandung unsur pendidikan karakter meskipun masih banyak kesalahan. Dengan contoh yang diberikan oleh guru pamong, praktikan semakin mengerti dan tidak mengalami banyak kesulitan dalam
penyusunan RPP kedua.
Dalam RPP kedua, praktikanpun mulai
dapat menentukan alokasi waktu belajar selama 1x pertemuan meskipun masih
banyak penyesuaian dan bertanya.
|
3
|
RPP ketiga
|
Prkatikan hanya menemukan beberapa
kesalahan kecil pada pembuatan RPP ketiga.
|
4
|
RPP keempat
|
Praktikan kesulitan menentukan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa
sesuai dengan materi yang akan diberikan. Hal ini kemudian menjadi masalah
yang cukup mendasar, karena saling berhubungan dengan seluruh komponen RPP lain. Kesalahan
penentuan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai membuat
praktikan kemudian harus menyusun ulang komponen lain seperti langkah-langkah
pembelajaran serta penyusunan materi. Kesalahan pada penyusunan RPP pertama kembali terulang
pada penyusunan keempat. Ini dikarenakan pada RPP
keempat merupakan mata pelajaran yang berbeda yaitu sosiologi (sebelumnya
mata pelajaran ekonomi). Praktikan
menemukan kendala dalam penyesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran.
Namun masalah ini akhirnya malah membantu praktikan untuk berpikir lebih
sistematis dan kreatif. Kendala praktikan sebenarnya adalah pada klasifikasi indikator dan
tujuan, pada bagaimana menyatukan tujuan dengan indikatornya.
|
ii.
Proses Penampilan
Dalam pelaksanaan Program Praktek Keguruan (PPK) di
SMP Negeri 11 Malang praktikan sebagai calon guru wajar jika
masih terdapat kekurangan atau masalah-masalah yang dihadapi. Dengan melihat kekurangan itulah praktikan
dapat menambah kualitas dalam mengajar. Perasaan gugup, takut, cemas yang menjadi kendala
utama bagi praktikan sebelum mengajar. Perasaan
was-was dan takut gagal menghantui terlalu berlebihan sehingga praktikan
membayangkan akan menemui pada pembukaan pelajaran yaitu praktikan sulit menemukan motivasi pada
masing-masing siswa yang masih belum memperhatikan
pelajaran dan masih sibuk dengan urusannya masing-masing.
Pada
penampilan pertama praktikan mengalami sedikit masalah dalam mengatasi nervous/gugup yang seperti dihadapi kebanyakan praktikan lain pada
penampilan pertama di kelas. Praktikan yang ditempatkan di kelas VIII C dengan jumlah siswanya 40 siswa yang pada dasarnya
praktikan belum mengenal karakteristik dari tiap siswa dan kemampuan untuk beradaptasi dengan
situasi dan suasana kelas. Terlebih ketika praktikan
mendapatkan informasi bahwa kelas VIII C merupakan kelas unggulan semakin
membuat perasaan cemas dan gugup praktikan menjadi meningkat.
Ketika masuk
kegiatan inti, seringkali praktikan susah mengendalikan kelas yang ribut. Begitu juga materi yang diajarkan,
seringkali siswa susah untuk mengerti pelajaran yang agak sulit
dimengerti. Praktikan kesulitan memilih kata yang mudah untuk diingat dan
dipahami oleh siswa.
Praktikan
juga kesulitan dalam mengalokasikan waktu yang ada dengan baik sehingga dalam
penyampaian materi di kelas VIII C, praktikan menghabiskan banyak waktu untuk
berinteraksi dengan siswa misalnya
memberi pertanyaan dan umpan balik kepada siswa guna membagkitkan semangat
siswa dalam mengikuti pelajaran namun memakan waktu
yang relatif lama sehingga alokasi waktu menjadi tidak cocok.
Pada penampilan
kedua, praktikan mulai bertemu dengan masalah baru yaitu kelas VIII G, dimana karakteristik
siswanya berbeda 180 derajat dengan siswa unggulan. Kebiasaan siswa ngobrol, makan di kelas, tidur di
kelas, pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung, acuh dll. Hal ini jika dibiarkan proses pembelajaran tidak efektif dan menjadi masalah yang lebih sulit diselesaikan merujuk pada penampilan kedua.
Pada penampilan
ketiga, praktikan kesulitan menentukan media pembelajaran yang dapat merangsang
ranah psikomotor siswa sehingga siswa tidak bosan dengan seluruh materi yang
diberikan oleh guru praktikan, karena kelas didominasi oleh siswa yang
berkarakter aktif dalam mengeluarkan
kata-kata spontan (clometan). Kebanyakan
dari mereka membutuhkan pola pembelajaran interaktif yang membuat mereka terus
bergerak selama proses belajar mengajar berlangsung dan
tertarik dengan pelajaran yang diajarkan.
Selanjutnya, praktikan dihadapkan
dengan masalah baru yaitu penguasaan kelas yang kurang. Kelas cenderung menjadi
tidak teratur. Para siswa tidak fokus pada pelajaran yang diberikan. Kebanyakan
dari mereka malah sibuk mondar-mandir ke toilet, ada yang melamun, ada yang
mengerjakan tugas pelajaran lain, bermain, ada pula yang membicarakan hal yang non-akademis. Kelas menjadi ribut dan
praktikan sempat kesulitan mengatasi keadaan kelas yang seperti ini. Walaupun
hanya segelintir siswa yang memperhatikan, namun dominasi kaum non-akademis ini
akhirnya menyadarkan praktikan bahwa kemampuan penguasaan kelasnya sangat
kurang.
Penguasaan kelas
menjadi masalah utama pada penampilan keempat. Kesulitan penguasaan kelas masih
menjadi kendala berikutnya, yang ternyata bersumber dari metode ajar yang
digunakan oleh praktikan. Metode mengajar praktikan masih monoton dan membuat
siswa akhirnya berada di luar kendali. Praktikan juga kesulitan menarik minat
siswa untuk belajar. Mereka seringkali mengobrol, mondar-mandir toilet atau tidur. Hal ini
membuat proses belajar menjadi kurang efektif. Masalah-masalah tersebut kemudian secara bertahap diatasi pada
penampilan-penampilan berikutnya dipersiapkan dengan matang sehingga proses belajar
mengajar dapat berlangsung dengan baik.
iii.
Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler
Dalam
bimbingan belajar/ekstrakurikuler tidak terjadi masalah dan praktikan dapat berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler tersebut meskipun tidak semua kegiatan
ekstrakurikuler praktikan ikuti.
Memang pada awalnya kurang sosialisasi dengan guru yang mengawasi
ekstrakurikuler, tapi lama kelamaan dapat bersosialisasi dengan guru yang
mengawasi kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Adapun kegiatan esktrakurikuler yang ada
di SMP Negeri 11
Malang :
1.
Osis
2.
Pramuka
3.
Paskibraka
4.
Keolahragaan (basket, bola voli,
futsal dan sepak bola)
5.
Kesenian (musik & paduan suara)
Disekolah SMP Negeri 11 Malang ini, kegiatan ekstrakurikuler berjalan
dengan baik terbukti dengan keberhasilan dari beberapa kegiatan tersebut dalam
mengikuti lomba-lomba tingkat SMP
Se-Malang Raya.
iv.
Jadwal Mengajar
JAM KE-
|
SENIN
|
SELASA
|
RABU
|
KAMIS
|
JUM'AT
|
SABTU
|
1
|
8C
|
9H
|
||||
2
|
8C
|
9H
|
||||
3
|
8D
|
8A
|
||||
4
|
8H
|
8D
|
8E
|
8A
|
||
5
|
8H
|
8G
|
9E
|
8E
|
8F
|
|
6
|
8B
|
8G
|
9E
|
8F
|
||
7
|
8B
|
9F
|
9G
|
|||
8
|
9F
|
9G
|
Table 2
Pada awal pelaksanaan mengajar di SMP
Negeri 11 Malang, praktikan mendapatkan tugas praktek untuk mengajar 13 kelas
(table 2). Hal ini menjadikan masalah tersendiri karena terlalu padatnya jadwal
mengajar praktikan.
v.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Selain mengajar di 13 kelas guru pamong juga meminta praktikan agar berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
yang ada di SMP Negeri 11 Malang. Telah ada masukan dari guru pamong, satu minggu
berikutnya praktikan mulai berpartisipasi langsung membimbing siswa pada saat latihan upacara
bendera, mendata buku-buku yang ada di perpustakaan,
bimbingan konseling, tugas piket harian dan pemantau budaya di SMP Negeri 11
Malang. Selain itu, praktikan juga di minta untuk membantu kelas yang gurunya tidak hadir,
mengawasi siswa-siswinya dan mendampingi dalam belajar sehingga kelasnya tidak
gaduh dan mengganggu kelas lain yang sedang belajar. Selain itu setiap senin praktikan juga
berpartisipasi piket pagi, upacara bendera dan senam pagi bersama setiap hari
jum’at.
vi.
Proses Bimbingan
a.
Dengan guru pamong PPK
Guru pamong memiliki peran yang sangat besar bagi keberhasilan mahasiswa Program Praktek Keguruan (PPK)
karena tanpa adanya peran guru pamong maka keberhasilan
praktikan dilapangan tidak akan tercapai. Dalam proses bimbingan dengan guru pamong praktikan sangat terbantu
karena guru pamong
benar-benar memberikan bimbingan dan arahan mengenai pembuatan RPP, silabus,program tahunan, program semester, KKM, analisis nilai, kisi-kisi soal,
pembuatan soal ulangan, media mengajar dan sebagainya. Secara umum bimbingan yang diberikan
guru pamong tidak mengalami kesulitan. Guru pamong juga memberikan
masukkan selesai praktikan mengajar mengenai kekurangan
dan kelebihan praktikan sewaktu menyampaikan materi. Guru pamong juga mengawasi praktikan dan siswa
selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
b.
Dengan dosen pembimbing PPK
Dosen
pembimbing mempunyai tugas memberikan bimbingan dan
arahan mengenai adaptasi dengan lingkungan
sekolah serta mengawasi praktikan selama disekolah tersebut, tetapi yang
praktikan rasakan adalah kurangnya komunikasi antara rekan-rekan PPK dengan dosen pembimbing. Tapi dari awal sampai
akhir masalah-masalah dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan bantuan
semua rekan PPK.
b.
Faktor Penyebab dari Masalah yang Dialami
Faktor penyebab dari masalah yang di alami atau dihadapi oleh mahasiswa
praktikan selama Program Praktek
Keguruan (PPK) di SMP Negeri 11 Malang antara lain:
i.
Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Dalam proses penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) faktor penyebab yang menjadikan masalah
timbul dalam pembuatan RPP yaitu berbedanya cara pembuatan RPP yang guru pamong berikan dengan format RPP yang praktikan dapatkan
dibangku kuliah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang, tetapi
berkat bimbingan dan arahan guru pamong praktikan mengetahui kesalahan dan
kekurangpahaman praktikan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut.
ii.
Proses Penampilan
Pada penampilan mengajar pertama kali, setelah ada
masukan dari guru pamong masalah yang dialami praktikan adalah terlalu cepat dalam
menyampaikan materi sehingga banyak siswa yang kurang memperhatikan dan tidak mengerti.
Masalah yang kedua terletak pada kurangnya
memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang diajarkan. Selain itu, praktikan
merasa gugup saat mengajar untuk pertama kali sehingga praktikan lupa apa yang
akan praktikan katakan kepada siswa. Faktor penyebab hal tersebut yaitu belum
terbiasanya tampil di depan kelas yang sesungguhnya.
Masalah dalam penampilan mengajar ketiga yaitu
dalam hal penguasaan materi pembelajaran. Praktikan kurang jelas dalam
memberikan contoh atau ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi. Hal
ini disebabkan minimnya waktu untuk menggali materi yang akan praktikan
ajarkan, sehingga praktikan kurang memberikan contoh atau ilustrasi kepada
siswa.
Kemudian, masalah juga masih muncul pada
penampilan mengajar adalah kurang dapat memaksimalkan
waktu atau mengalokasikan waktu dengan tepat sehingga banyak waktu yang
terbuang untuk interaksi sedangkan materi belum memnuhi target ajar.
iii.
Bimbingan belajar / Extrakulikuler
Masalah yang
dihadapi oleh praktikan dalam kegiatan ekstrakurikuler ini adalah membimbing
siswa pada saat latihan upacara bendera. Dimana praktikan juga mendapatkan
kesulitan untuk mengkoordinasi siswa, sehingga banyak siswa pada saat latihan
banyak yang bermain.
iv.
Partisipasi dalam kehihupan sekolah
Selain
kegiatan mengajar, praktikan juga harus ikut berpartisipasi dalam setiap
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di SMP Negeri 11 Malang, di antaranya layanan perpustakaan, Bimbingan
Konseling (BK), serta kesiswaan. Dari ketiga kegiatan tersebut praktikan hanya
mendapatkan informasi yaitu Bimbingan Konseling (BK) dimana bimbingan
belajar yang diberikan oleh guru BK berupa bimbingan-bimbingan yang mengarah
kepada perkembangan siswa sehingga pada akhirnya siswa mampu atau dapat
berkembang secara optimal. Wujud atau bentuk bimbingan yang diberikan oleh guru
BK berupa layanan-layanan BK dan ekstrakurikuler sebagai wadah bagi
perkembangan siswa. Bimbingan belajar yang dilakukan oleh praktikan adalah
konseling individu, bimbingan kelompok maupun konseling kelompok, untuk proses
bimbingan dilaksanakan di ruang kelas ataupun tempat-tempat yang dianggap nyaman
untuk bimbingan.
Akan tetapi,
hal tersebut tidak mengalami suatu kendala yang disebabkan oleh kesibukan para
mahasiswa praktikan yang beraneka ragam di luar jam sekolah. Oleh karena itu,
tidak semua mahasiswa praktikan dapat mengikuti setiap rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 11
Malang. Faktor dari sekolah
itu sendiri juga sangat mempengaruhi. Dikarenakan organisasi di SMP Negeri 11 Malang sudah terorganisir dengan baik, sehingga banyak
kegiatan di sekolah sudah dapat dikoordinir oleh para siswanya. Oleh karena
itu, mahasiswa praktikan tidak dapat terlibat secara penuh di dalamnya.
Selain itu masalahpun dialami
praktikan ketika turut berpartisipasi dalam kegiatan pemantauan budaya.
Praktikan cenderung diremehkan atau kurang disegani siswa sehingga siswa masih
saja dengan tidak berat hati melakukan banyak pelanggaran di depan praktikan.
v.
Jadwal Mengajar
Pada
awal pemberian jadwal mengajar yang begitu padat karena belum terbentuknya
komunikasi dua arah antara praktikan dan guru pamong.
vi.
Proses bimbingan
a.
Dengan Guru Pamong PPK
Adapun permasalahan yang muncul saat
proses bimbingan dengan Guru pamong, di antaranya yaitu dalam hal pemberian bimbingan kepada
praktikan yang dibimbingnya. Faktor penyebab dari hal tersebut yaitu kurangnya
waktu yang tersedia untuk mengobservasi penampilan praktikan.
b.
Dengan Dosen Pembimbing
PPK
Yang menjadi kendala dalam proses
bimbingan dengan dosen pembimbing adalah kurangnya pertemuan antara dosen
pembimbing dan praktikan. Atau dengan kata lain, komunikasi kurang antara
praktikan dan dosen pembimbing sehingga
tugas dosen pembimbing kurang
berjalan, seperti membantu praktikan dalam pemilihan dan penggunaan media
pengajaran, dan alat evaluasi serta memberikan saran-saran yang dianggap perlu
dalam upaya pembentukan profesionalisme praktikan secara optimal. Hal ini
disebabkan oleh kesibukan dosen pembimbing, sehingga kurang meluangkan waktu
untuk hal tersebut. Tapi dari awal sampai
akhir masalah-masalah dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan
bantuan semua rekan PPK.
c.
Upaya Penanggulangan Masalah
i.
Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam proses penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMP Negeri 11 Malang praktikan sedikit mengalami masalah karena penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang diajarkan IKIP Budi Utomo Malang sedikit berbeda format yang diajarkan guru pamong
praktikan di SMP Negeri 11 Malang. Tetapi hal
tersebut tidak menjadi masalah utama dalam hal penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ini karena hal
tersebut dapat diatasi dengan berbagai cara antara lain:
a)
Menjalin
komunikasi dengan baik antara praktikan dengan guru pamong agar tidak terjadi perbedaan pendapat.
b)
Tidak
malu untuk berkonsultasi/bertanya dengan guru pamong atas hal-hal yang belum diketahui atau belum dimengerti.
c)
Tidak pernah takut untuk
dikritik oleh guru pamong apabila mengalami kesulitan dan melakukan kesalahan.
d)
Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu menggunakan standar RPP karakter bangsa.
e)
Mengadakan kerja sama yang baik
dengan guru pamong.
ii.
Proses
Penampilan
Untuk memperkecil kesalahan pada saat mengajar perlu adanya kesiapan mental
dan fisik serta kepercayaan yang kuat, harus ada persiapan dan penggunaan
metode yang tepat dalam mengajar secara menyeluruh serta mendengarkan dan
memperbaiki setiap kritik dan saran yang diberikan oleh guru pamong sehingga
dapat membantu dalam kegiatan proses
penampilan praktikan. Selain itu harus mampu menempatkan diri pada siswa dimana kita tidak harus selalu meminta siswa untuk belajar secara serius dan terus menerus karena siswa akan cepat merasa jenuh
dan bosan terhadap pelajaran yang akan
dipelajari. Disamping
itu bimbingan guru pamong sangat berarti besar untuk keberhasilan praktikan dalam mengajar,
dengan arahan guru pamong dalam membuat RPP, silabus serta strategi
apa yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, diharapkan praktikan akan
mencapai hasil yang maksimal.
iii.
Bimbingan Belajar /
Ekstrakurikuler
Siswa SMP Negeri 11 Malang banyak memiliki bakat dan
potensi yang biasa dikembangkan dan disalurkan dalam bidang
ekstrakurikuler. Oleh karena itu, tertentunya sangat membutuhkan dukungan
materi dan moril pihak sekolah maupun guru
Dukungan tersebut sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh siswa yang aktif guna mengembangkan potensi yang dimilikinya.
iv.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah partisipasi dalam kehidupan sekolah selama
kurang lebih dua bulan, praktikan bertanya pada pihak sekolah tentang apa yang
dapat dilakukan oleh mahasiswa praktikan dalam kegiatan-kegiatan yang ada di
SMP Negeri 11 Malang. Manajeman kegiatan juga merupakan
salah satu upaya praktikan dalam memaksimalkan keterlibatan praktikan diluar
jam mengajar.
v.
Jadwal Mengajar
Melakukan konsultasi
penuh kepada guru pamong guna mengkomunikasikan jadwal mengajara yang begitu
padat sehingga semula jadwal mengajarnya sebanyak 13 kelas, dengan rincian
sebagai berikut :
-
Kelas VIII : sebanyak 8 kelas
-
Kelas IX : sebanyak 5 kelas
Menjadi hanya
bertanggung jawab dan mengajar di semua kelas VIII yang berjumlah 8 kelas.
vi.
Proses Bimbingan
a)
Dengan guru pamong PPK
Guru Pamong
praktikan sangat memperhatikan masalah yang sedang praktikan hadapi
khususnya masalah sosioalisasi praktikan dan rekan-rekan PPK terhadap sekolah dan
lingkungan sekitar sekolah SMP Negeri 11 Malang.
b)
Dengan dosen pembimbing PPK
Dosen Pembimbing sangat membantu dan selalu memberi arahan serta nasehat pada praktikan dan rekan-rekan PPK yang lain serta dosen pembimbing juga memberikan informasi yang berguna bagi seluruh praktikan.
C. Kegiatan Penutup
Setelah
kurang lebih selama 2 bulan berada di SMP Negeri 11 Malang sebagai mahasiswa
praktikan maka pada tanggal 22 Oktober 2011 praktikan dan seluruh rekan-rekan
praktikan yang lain mengadakan acara perpisahan dengan seluruh keluarga besar
SMP Negeri 11 Malang.
Adapun
instrument dari acara perpisahan yang diadakan oleh praktikan IKIP Budi Utomo
Malang adalah sebagai berikut :
Hari
/ tanggal : Sabtu, 22 Oktober 2011
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : ruang lab. IPA SMP Negeri 11
Malang
Acara : Perpisahan Mahasiswa PPK IKIP
Budi Utomo Malang
Susunan
acara :
-
Pembukaan
-
Doa
-
Sambutan Kepala Sekolah SMP
Negeri 11 Malang yang diwakilkan oleh Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Malang
-
Sambutan Dosen Pembimbing PPK
IKIP Budi Utomo Malang
-
Sambutan koordinator PPK IKIP
Budi Utomo Malang di SMP Negeri 11 Malang
-
Penyerahan cinderamata
-
Kesan dan pesan mahasiswa PPK
yang diwakilkan oleh salah satu praktikan
-
Penutup
Dilanjutkan dengan
acara ramah-tamah (acara non-fomal) yang berupa pembacaan doa oleh guru agama
SMP Negeri 11 Malang serta pemotongan tumpeng oleh Wakil Kepala Sekolah SMP
Negeri 11 Malang. Dan kemudian diikuti oleh seluruh undangan untuk makan
bersama.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan praktikan selama lebih kurang dua bulan di SMP Negeri 11 Malang, Secara umum, masalah-masalah yang muncul selama
pelaksanaan PPK di dalam aspek pengajaran antara lain:
1.
Penyusunan
RPP
v Perbedaan format RPP antara yang telah kami
pelajari selama di bangku kuliah dan sekolah tempat kami melaksanakan PPK.
v Penjabaran indikator (kriteria kinerja) yang
kurang relevan dengan sasaran standar kompetensi.
v Skenario yang telah dirancang dalam RPP tidak
tersusun berdasarkan alokasi waktu yang proporsional.
v Materi ajar dalam RPP kurang disusun secara
sistematis.
v Media pembelajaran yang telah dibuat kurang sesuai
dengan kondisi siswa yang pasif.
2.
Proses Penampilan
v Kurang cermatnya memanfaatkan waktu sesuai dengan
alokasi yang direncanakan.
v Kurangnya motivasi siswa berkaitan dengan materi
yang
diajarkan.
v Kurangnya mobilitas ketika mengajar, atau terfokus
pada satu titik saja.
v Kurang jelasnya dalam memberikan contoh atau ilustrasi sesuai
dengan tuntutan aspek kompetensi.
v Kurang melakukan evaluasi atau penilaian sesuai
dengan alokasi waktu yang direncanakan.
B.
Saran
Setelah
Praktikan menyelesaikan PPK, maka praktikan
memberikan saran antara lain :
1.
Hendaknya
Mahasiswa PPK lebih menyiapkan diri baik secara
fisik maupun mental terutama penguasaan materi yang akan disampaikan,
sehingga dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2.
Hendaknya
antara guru pamong dengan mahasiswa PPK
semakin meningkatkan kerjasama / komunikasi yang baik
dalam berbagai hal.
3.
Hendaknya
siswa menghargai guru PPK meskipun guru PPK tersebut merupakan guru tetap di sekolah tersebut
.
4.
Pengawasan dan kegiatan
pemeriksaan terhadap siswa harus ditingkatkan lagi.
5.
Sekolah harus banyak memberikan
buku pegangan kepada siswa/siswi supaya siswa/siswi lebih banyak mendapat materi pelajaran, sehingga dalam
mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru tidak hanya mendapat jawaban hanya dari satu buku saja.
6.
Perpustakaan
sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh siswa apabila guru berhalangan hadir.
7.
Perpustakaan perlu penambahan
karyawan supaya perpustakaan mampu melayani dengan optimal seluruh kebutuhan
akan buku siswa dan siswi SMP Negeri 11 Malang dan mengurangi potensi buku
hilang karena kurangnya tenaga pengawas pengembalian buku.
Akhir kata, semoga mahasiswa Program Praktek Keguruan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang di tahun mendatang dapat lebih
baik dari yang sekarang dan dapat mencetak guru-guru yang profesional serta
unggul, berkualitas dan dapat menjadikan siswa-siswinya cerdas dan terampil.
No comments:
Post a Comment